Riview Novel Selamat Tinggal - Tere Liye

Novel "Selamat Tinggal"



Judul Buku: Selamat Tinggal

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2020

Halaman: 360

Novel ini menceritakan kisah seorang laki-laki bernama Sintong Tinggal yang dikenal sebagai mahasiswa abadi. Sintong berasal dari salah satu kota di pulau Sumatra. Kisahnya dimulai saat ia menjadi orang pertama di SMA nya yang berhasil diterima di kampus besar, Jakarta. Padahal Sintong pemalas, jarang belajar dan lebih banyak membaca buku tidak jelas.

Sintong memilih jurusan di fakultas Sastra, karena cita-citanya memang menjadi seorang penulis yang bisa menginspirasi banyak orang. Kuliahnya di tahun pertama-kedua lancar. Bahkan tulisan-tulisannya dimuat di koran nasional. Namun nahas, karena patah hati dengan gadis yang ia sukai sejak SMA membuat di tahun- tahun berikutnya produktivitasnya memudar. Nilai-nilanya jelek , tugas kuliah asal kumpul saja dan tentu saja sintong tak lagi menulis. Hal ini terus berlangsung, hingga membawa sintong memasuki tahun ketujuh, dan belum juga menyelesaikan skripsinya.

Faktor patah hati bukanlah satu-satunya yang membuatnya menjadi mahasiswa abadi. Faktor lain itu, Sintong menganggapnya dengan hukuman, sebuah harga yang harus dibayar karena ia telah menjaga Toko Buku Bajakan milik paman dan buliknya selama bertahun-tahun, sejak ia kuliah. Hingga suatu hari ia bertemu gadis bernama Jess dan temannya Bunga yang hendak membeli buku di tokonya. Dari sinilah bermula, proses Sintong kembali bersemangat menyelesaikan skripsinya dan bisa berhenti total menjadi penjaga Toko Buku Bajakan.

Sebuah buku tua yang tak sengaja ia temukan ditokonya, ternyata berhasil menjadi bahan untuk skripsinya. Buku tua itu merupakan salah satu dari lima karya misterius yang belum sempat diterbitkan milik seorang penulis besar yang menghilang tahun 1965 yaitu Sutan Pane. Perjalanan dalam mencari tahu tentang hilangnya penulis besar itu, mengajarkan Sintong banyak hal dan menjadikannya penulis yang mewarisi semangat Sutan Pane.

Dari novel ini, penulis tidak hanya menceritakan tentang pembajakan buku saja. Tapi juga berbagai produk lainnya yang sangat melekat dalam realitas kehidupan. Tidak hanya menceritakan para pelaku dan pengguna barang bajakan. Tapi juga apa akibat yang dirasakan oleh orang – orang yang karyanya dibajak, bahkan sampai keturunan-keturunannya juga merasakan.  Meskipun cerita para tokohnya tidak mendalam, tapi setiap tokoh memiliki peran penting dalam penyampain pesan penulis dalam novel ini.  Sehingga membuat alur ceritanya terhubung antar satu sama lain.

Penulis sangat apik dalam mengedukasi para pembaca melalui novel ini. Saya sendiri seperti disadarkan setelah membacanya. Ini menarik, mungkin perubahan kecil dari diri sendiri untuk tidak menjadi bagian dari pembajakan, bisa memberi perubahan yang besar di masa yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Riview Buku "Sekar" - Mas Aik

Riview Buku Laki-Laki yang Tak Berhenti Menangis - Rusdi Mathari